Tahukah Anda bahwa malaikat mendo'akan kebaikan bagi orang yang mendo'akan saudaranya?


    Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
    “Do’a seorang muslim untuk saudaranya ketika saudaranya tidak mengetahuinya adalah do’a yang mustajab (terkabulkan). Di sisinya ada malaikat yang bertugas (mengaminkan do'anya untuk saudaranya). Setiap kali dia mendo'akan kebaikan untuk saudaranya, malaikat tersebut berkata : Amin, dan engkau akan mendapatkan yang sama dengannya.” [HR. Muslim no. 2733].


    Karenanya, mohon do'akan agar mereka yang terlibat dalam website ini beserta keluarga besarnya, Allah jadikan panjang umur dan bertakwa, diampuni segala dosa, sehat-bahagia hingga akhir usia serta dimudahkan menuju SURGA-Nya. Dengan mendo'akan kami, InsyaaAllah Anda akan mendapat kebaikan yang sama.

    Hadits-Hadits Lemah & Palsu Seputar Ramadhan

    Author: Unknown Genre: »
    Rating






                                   بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ




    Kaum Muslimin Yang dimuliakan oleh Allah, akan kami sebutkan beberapa hadits yang dusta (palsu) atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan juga hadits dha'if (lemah) yang sering disebut pada bulan Ramadhan, dengan harapan agar anda berhati-hati darinya, tidak mencampur-adukan antara al-haq dengan al-bathil dan agar urusan agama anda benar-benar diatas ilmu serta tidak dianggap orang yang berdusta atas nama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang mana beliau pernah bersabda : 

    مَنْ تَعَمَّدَ عَلَيَّ كَذِ بًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ

    Barangsiapa berdusta atas namaku dengan sengaja maka hendaknya dia mempersiapkan tempat duduknya di neraka (HR. Bukhari no. 110 & Muslim no. 31)

    HADITS PERTAMA

    "Barangsiapa yang bergembira dengan kedatangan bulan Ramadhan niscaya Allah mengharamkan jasadnya dari neraka" (tercantum dalam Kitab Durrotun Nasihin tanpa sanad, para ulama berkata : "Hadits ini Laa Ashla lahu/ tidak ada asal-usulnya dan palsu")

    HADITS KEDUA

    Ketika Rasulullah sedang berkhutbah pada Shalat Jum'at (dalam bulan Sya'ban), beliau mengatakan Amin sampai 3 kali dan para sahabat begitu mendengar Rasulullah mengatakan Amin terkejut dan spontan mereka ikut mengatakan Amin. Tapi Para Sahabat bingung, kenapa Rasulullah berkata amin sampai 3 kali, ketika selesai Shalat Jum'a, para sahabat bertanya kepada Rasulullah, kemudian beliau menjelaskan : "Ketika aku sedang berkhutbah, datanglah Malaikat Jibril dan berbisik "Wahai Rasulullah aminkan doaku ini", Doa malaikat Jibril itu adalah : "Ya Allah tolong abaikan puasa umat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia belum :
    (1). Memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orangtuanya (jika masih ada).
    (2). Bermaafan terlebih dahulu antara suami istri.
    (3). Bermaafan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya"
    (Hadits ini Palsu, tidak ada asal-usulnya bahkan teks arabnya pun tidak ditemukan dalam ratusan kitab para ulama)

    HADITS KETIGA

    Kalau seandainya manusia mengetahui apa yang ada pada bulan Ramadhan (yaitu keutamaannya) niscaya umatku ini akan berangan-angan satu tahun penuh adalah bulan Ramadhan seluruhnya" (HR. Ibnu Khuzaimah III/190 no. 1886 & Al-Baihaqi dalam Syu'abul Iman III/313 no. 3634). Hadits ini adalah palsu yang didustakan atas nama Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. Di dalam sanadnya ada rawi bernama Jarir bin Ayyub Al-Bajali. Para Ulama telah menjelaskan keadaannya yaitu, Iman Abu Nu'aim berkata : "Dia suka Munkarul memalsukan Hadits". Imam Bukhari, Abu Hatim dan Abu Zur'ah berkata : "Dia adalah Munkarul Hadits". Imam An-Nasa'i & Ad-Daaruquthni berkata : "Ditinggalkan haditsnya"(lihat Al-Jarh wat Ta'dil II/503, Al- Mizaanul I'tidal II/116 dll). Imam Ibnul Jauzi dalam kitabnya Al-Maudhu'at (II/549), Imam Asy-Syaukani dalam Al-Fawaa'id Al-Majmu'ah hal 84, Imam Al Albani dalam Dha'if At Targhiib wat Tarhibb (II/303) no. 596 & Syaikh Al A'zhomy dalam Tahqiq Shahih Ibnu Khuzaimah II/190, mereka telah mengatakan bahwa hadits ini adalah maudhu' (palsu) dan menghukumi dia (Jarir bin Ayyub) adalah perawi yag suka memalsukan hadits. Lihat juga kitab Lisanul Mizan II/302 oleh Al Imam Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqalani.

    HADITS KEEMPAT

    "....dan dia (bulan ramadhan) merupakan bulan yang awalnya adalah rahmat pertengahannya adalah ampunan dan akhirnya adalah pembebasan dari api neraka" (HR. Ibnu Khuzaimah III/191 no. 1887 & Al Baihaqi dalam Syu'abul Iaman III/305 dll). Hadits ini adalah hadits munkar. Di dalam sanadnya ada rawi yang bernama 'Ali bin Zaid bin Jud'an. Para ulama telag menjelaskan keadaannya, yaitu diantaranya Imam Ibnu Khuzaimah berkata bahwa dia tidak bisa dijadikan hujjah karena jeleknya hafalannya. Imam Bukhari berkata bahwa dia tidak bisa dijadikan hujjah, Imam Ahmad & Ibnu Hajar berkata dia Dha'if. Di dalamnya sanadnya juga ada rawi lain bernama Iyas bin Abi Iyas, yang dikatakan oleh para ulama tentang keadaan dirinya, yaitu diantaranya Imam Adz Dzahabi berkata bahwa ia adalah rawi yang tidak dikenal. Al-'Uqoili berkata bahwa ia adalah rawi yang majhul (tidak dikenal). Imam Abu Hatim berkata: "ini adalah hadits munkar" (Al -'Ilal oleh Abi Hatim I/249). dalam Lisanul Mizan II/169 dan tahdzibut tahdzib VII/322-323 oleh Al Imam Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqalani, As Siyar V/207& Mizaanul I'tidal III/127 oleh Imam Adz Dzahabi dan Silsilah adh Dha'ifah II/262 no. 871 dan no. 1569 oleh Imam Al Albani, Semuanya berkata "Hadits ini Munkar". Dalam kitab Dha'iif  Al Jaami' Ash Shogiir no. 2315 Imam Al Albani berkata bahwa hadits ini derajatnya dha'iifun Jiddan (Lemah sekali).

    Yang benar adalah seluruh waktu dan hari-hari dibulan ramadhan terdapat rahmar, seluruhnya terdapat ampunan Allah dan seluruhnya terdapat kesempatan bagi seorang mukmin untuk terbebas dari api neraka (dan itu tidak hanya pada 10 hari terakhir saja) dalilnya adalah :

    مَنْ قَا مَ رَمَضَا نَ إِ يمَا نا وَا حْتِسَا با غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

    Barangsiapa yang menegakan Ramadhan karena Iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu (HR. Bukhari no.36)

    ".... Allah memberikan pembebasan dari neraka bagi hamba-Nya. dan itu terjadi pada setiap malam" (HR. Tirmidzi 682, Ibnu Majah 1642, Ibnu Hibban, Al Hakim, Al Baihaqi dan Ibnu Khuzaimah III/188, semua riwayat dari sahabat Abu Hurairah, lihat Shahihul Jaami' Ash-Shagiir mp. 759). juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad II/254, Al Bazzar 3142 & Ibnu Majah 1643, semua riwayat dari sahabat bernama Jabir.

    HADITS KELIMA

    "Berpuasalah, niscaya kalian akan sehat" (HR. Al-'Uqoili dalam Adh Dhu'afa II/92, Ath Thabrani dalam Al Mu'jamul Ausath VIII/174 no. 8321 dan Al Mu'jamul Kabir Xi/63 no. 11052 dll). Dalam Sanadnya terdapat rawi yang matruk yaitu Nahsyal bin Sa'id. Imam Ishaq bin Rahawaih dan Abu Dawud Ath Thayalisi berkata bahwa dia adalah seorang rawi yang kadzdzab (Pendusta). Imam Al Bukhari berkata : " Hadits-haditsnya Munkar" (lihat Al Jarh wat Ta'dil VIII/496, Taqribut Tahdzib hal 1009, At Tarikhul Kabir VIII/155 dll). Dalam Sanadnya yang laun juga terdapat rawi yang bernama Husain bin 'Abdillah bin Dhamirah Al Himsyari yang diterangkan juga para ulama keadaannya, yaitu diantaranya Al Imam Malik menisbahkan dia sebagai rawi yang pendusta, Imam Ibnu Ma'in berkata bahwa dia adalah Kadzdzab (pendusta), tidak ada nilainya sedikitpun. Imam Al Bukhari berkata bahwa ia adalah munkarul hadits (kebanyakan haditsnya munkar). Imam Abu Zur'ah berkata bahwa dia adalah rawi yang tidak ada nilainya sedikitpun, hinakan haditsnya (yakni yang dia riwayatkan). AL Hafizh Al Iraqi melemahkan sanadnya dalam Takhrijul Ihya' III/73 dan juga Imam Al Albani dalam Silsilah Adh Dhaifah no. 253.

    HADITS KEENAM

    "Kita kembali dari jihad yang kecil menuju kepada jihad yang besar". Hadits ini adalah hadits munkar (Silsilah Adh Dha'iifah no. 2406). Al Hafizh Al Iraqi berkata : "Sanadnya lemah" (Takhrij Al Ihya II/6). Al Hafizh Ibnu Hajar berkata : "Hadits ini diriwayatkan dari jalan Isa bin Ibrohim dari Yahya bin Ya'la dari Laits bin Abi Salim dan seluruhnya adalah orang-orang yang lemah" (Takhrij Al Kasyaf IV/114/33). Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata hadits ini [a;si. Ia berkata : " Hadits ini tidak ada asal-usulnya, tidak ada seorang ahli hadits pun yang meriwayatkannya, jihad melawan orang kafir merupakan amalan ketaatan paling utama" (Majmu' Fatawa 11/197),  juga dianggap palsu  oleh Al Mulla Ali Al Qori dalam Al Asror Al Marfu'ah (211). Al Imam Al Hafizh Ibnu Hajar berkata : "hadits ini sangat masyhur dan banyak beredar, padahal itu hanyalah perkataan Ibrohim bin Abu Ablah (Seorang Tabi'in dari Syam) yang diriwayatkan oleh An Nasa'i dalam Al Kunna" (lihat Ad Duror hal 170 oleh Al Imam As Suyuthi). Hadits ini sering dibawakan Khatib dan dikaitkan dengan Ramadhan, yaitu untuk mengatakan bahwa Jihad melawan hawa nafsu dibulan Ramadhan lebih utama dari Jihad berperang di jalan Allah. Ini tidak benar, karena jihad berperang dijalan Allah adalah amalan yang paling mulia, Selain itu, orang yang terjun berperang di jalan Allah tentunya telah berhasil mengalahkan hawa nafsunya untuk meninggalkan dunia dan orang-orang yang ia cintai.

    HADITS KETUJUH

    "Tidurnya orang yang berpuasa itu dianggap ibadah, diamnya merupakan tasbih, amalnya (dibalas) berlipat ganda, do'anya dikabulkan dan dosanya diampuni" (HR. Al Baihaqi dalam Syu'abul Iman III/413 no. 3937 & Ad Dailami IV/248) Imam Ahmad berkata : "Haditsnya Kacau", Imam Al Iraqi berkata : Dia (Sulaiman bin 'Amr) adalah seorang pendusta" (Lihat Takhrij Al Ihya' II/605 oleh Mahmud Al Haddad). Imam Al Albani berkata sanad hadits ini derajatnya palsu kerena ada rawi yang suka berdusta yang bernama Sulaiman bin 'Amr" (Lihat Silsilah Adh Dha'iifah no.3784 & 4696). Imam Ahmad dan Imam Al Munawi juga berkata seperti itu.

    Imam Muslim -rahimahullah- berkata : Ketauhilah yang wajib dilakukan oleh semua orang yang mengetahui cara membedakan antara riwayat yang shahih dengan yang lemah, serta dapat membedakan antara perawi yang tsiqah dengan yang dusta, agar tidak meriwayatkan kecuali yang dia ketahui ke Shahihan sanadnya. Dan hendaknya dia menghindari jangan sampai meriwayatkan dari orang-orang yang tertuduh berdusta, para penentang dan ahli Bid'ah (lihat Muqaddimah Kitab Shahih Muslim 1/6)

    Imam Ahmad Muhammad Syakir -rahimahullah- berkata: "Bahwa menerangkan kelemahan sebuah hadits yang lemah adalah sebuah kewajiban dalam setiap keadaan, karena tidak menjelaskan hal ini akan menjadikan orang yang melihat hadits itu menyangka bahwa hadits itu Shahih, terutama sekali jika yang menukilnya adalah dari kalangan para ulama hadits yang dijadikan rujukan dalam masalah ini, juga tidak dibedakan dalam masalah ini antara hadits yang berhubungan dengan hukum dengan fadhilah amal serta lainnya, bahkan tidak ada hujjah bagi seorangpun kecuali hadits yang shahih atau hasan dari Rasulullah" (Al Ba'its Al Hatsits hal 101)

    -------------------------
    Ditulis oleh Al Ustadz Najmi bin Umar Bakkar -hafizhohullah-
    Diketik ulang oleh Ibnu Abdurrahman

    AddThis Social Bookmark Button

    Leave a Reply

    barangsiapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhir maka, hendaklah ia berkata baik atau diam

    Followers