Tahukah Anda bahwa malaikat mendo'akan kebaikan bagi orang yang mendo'akan saudaranya?


    Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
    “Do’a seorang muslim untuk saudaranya ketika saudaranya tidak mengetahuinya adalah do’a yang mustajab (terkabulkan). Di sisinya ada malaikat yang bertugas (mengaminkan do'anya untuk saudaranya). Setiap kali dia mendo'akan kebaikan untuk saudaranya, malaikat tersebut berkata : Amin, dan engkau akan mendapatkan yang sama dengannya.” [HR. Muslim no. 2733].


    Karenanya, mohon do'akan agar mereka yang terlibat dalam website ini beserta keluarga besarnya, Allah jadikan panjang umur dan bertakwa, diampuni segala dosa, sehat-bahagia hingga akhir usia serta dimudahkan menuju SURGA-Nya. Dengan mendo'akan kami, InsyaaAllah Anda akan mendapat kebaikan yang sama.

    Setetes Air Penuh Arti

    Author: Yang tak bertepi Genre:
    Rating



    Kebesaran dimulai dari hal kecil. Kemajuan dirintis dari langkah sederhana. Kesempurnaan digapai dengan melakukan hal kecil, bahkan sepele. Kehormatan diukir dengan belajar menghormati diri sendiri. Adanya tulisan berbuku-buku adalah dimulai dari titik. Kita tak bisa mengatakan bahwa yang di depan itu pasti yang paling banyak jasanya. Bisa jadi yang di tengah atau di belakanglah yang justru punya peran penuh arti.
    Setitik air jika dibandingkan dengan lautan mungkin tak ada artinya sama sekali. Namun kita juga harus ingat, bahwa lautan itu tak akan pernah ada tanpa titik-titik air yang terkumpul dan menyatu.
    Itulah prinsip seorang ustadzah muda di sebuah mushala, Fatimah namanya, seperti nama putri Rasulullah. Usianya masih relatif muda, 22 tahun. Di tengah hingar-bingar keramaian ibu kota, ia belajar menanam ketenangan di hati para generasi Islam yang masih kecil-kecil.
    Di mushala kecil samping pemukiman pemulung Fatimah mengajari anak-anak membaca Al Qur’an. Setatusnya yang mahasiswa itu tak menghalanginya untuk melakukan sesuatu yang mungkin banyak orang menganggapnya sepele. Hanya mengajar. Tanpa gaji. Padahal ia adalah mahasiswa salah satu universitas ternama di Jakarta.
    Hal itu dijalaninya sudah hampir setahun. Seminggu empat kali setelah selesai shalat maghrib. Bersama kedua rekannya ia membimbing anak didiknya dengan penuh telaten. Listrik ibu kota yang sesekali gilir padam tak menyurutkan keinginannya.
    Pernah suatu saat hujan deras mengguyur Jakarta. Fatimah datang ke mushala kecil itu dengan menggunakan payung. Kedua temannya kebetulan tak hadir. Sedang santrinya yang datang cuma dua. Dan ia pun tetap mengajari kedua anak didiknya yang datang itu, dengan senyum yang menyejukkan hati. Subhanallah…
    Ketika ditanya tentang semangatnya yang menakjubkan itu, ia menjawab, “Mereka harus tahu agama. Beramal baik tak perlu pilih-pilih. Kita tak tahu kebijaksanaan Allah. Menurut kita mungkin sepele, tapi belum tentu begitu dalam pandangan-Nya.”
    Tepat sekali. Diantara sekian juta umat muslim yang berjuang menanamkan nilai-nilai keislaman, mungkin Fatimah bukanlah apa-apa. Diantara sekian juta umat Islam yang mengusung peradaban, mungkin Fatimah hanyalah senoktah kecil yang samar-samar. Tak dikenal, apalagi tenar.
    Memang, sejarah hanya menulis segelintir orang dalam setiap kurunnya. Sejarah mungkin hanya mengenal orang-orang tertentu saja. Sedangkan disana masih banyak orang-orang yang punya andil besar dalam moment-moment besar. Namun mereka tak dikenal.
    Bukan karena terlupakan. Hanya saja mereka tahu makna pengabdian yang tulus ikhlas dalam hidup. Tak perlu menonjol-nonjolkan jasa, toh pahala ada di tangan Allah. Tak berkurang lantaran tak dikenal banyak orang, dan tak bertambah karena kemasyhuran.
    Saat ini, mungkin Fatimah bukanlah arsitek peradaban yang banyak dipuji. Namun ia telah memulai langkah besar dari hal yang kecil untuk kemajuan peradaban negeri maupun Islam. Ia telah menanam investasi dalam mencerdaskan anak negeri dan mendidik umat.
    Kita mengatakan ini kerja besar, ini kerja kecil. Itu menurut ukuran dan perhitungan manusia. Namun di mata Sang Khalik, lain lagi perhitungannya. Lihatlah Bilal, senantiasa mengamalkan sunnah Rasulullah yaitu shalat sunnah setelah wudhu, yang itu bila dibanding sunnah-sunnah Nabi yang lainnya termasuk kecil. Namun lantaran itu Rasulullah bermimpi mendengar suara terompahnya sudah berjalan-jalan di dalam surga.***
    By : www.cahayasiroh.com
    wallohu'alam


    AddThis Social Bookmark Button

    Leave a Reply

    barangsiapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhir maka, hendaklah ia berkata baik atau diam

    Followers