Lalat, seekor hewan yang dikonotasikan dengan si penyebar penyakit. Lalat ini biasanya dijadikan sebagai lawan lebah dalam kiasan. Kalau lalat adalah penyebar penyakit maka lebah selalu memberikan manfaat. Sebagaimana firman Allah mengenai lebah:
"Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan." (QS. An-Nahl: 69).
Suatu saat Rasulullah pernah menyampaikan cerita menarik yang berkaitan dengan lalat. Kandungan cerita ini sangat kental dengan nilai-nilai kemurnian akidah, meskipun riwayatnya mauquf.
Ada dua orang yang sedang melakukan perjalanan melewati sebuah perkampungan yang masyarakatnya memiliki sebuah berhala yang mereka sembah. Masyarakat di kampung itu tidak mengizinkan siapapun lewat daerah disitu sebelum mempersembahkan hewan kurban kepada berhala.
Lalu datanglah seorang warga kampung tersebut mendekati dua musafir itu. "Berkurbanlah untuk berhala!" katanya kepada salah seorang dari dua musafir itu.
"Aku tak punya apa-apa yang harus aku korbankan."
"Berkurbanlah walau hanya dengan seekor lalat!" desaknya.
Maka orang itupun berkurban dengan seekor lalat kemudian dipersilahkan untuk melanjutkan perjalanannya. Berikutnya ia berkata kepada dengan orang yang satunya, "Berkurbanlah untuk berhala!"
"Aku tak akan berkurban kecuali untuk Allah." Jawabnya tegas.
Masyarakatpun marah kemudian memenggal lehernya hingga jatuh tersungkur dan meninggal.
Rasulullah menjelaskan bahwa orang yang berkurban dengan lalat tadi masuk neraka, sedang temannya yang tak mau berkurban masuk surga.
Kita tak pernah menyangka bahwa suatu perbuatan sepele bias membawa seseorang ke jurang kesengsaraan. Gara-gara lalat seseorang masuk neraka.
Maha Suci Allah yang telah menciptakan semua makhluk tanpa sia-sia.
wallohu'alam
