Tahukah Anda bahwa malaikat mendo'akan kebaikan bagi orang yang mendo'akan saudaranya?


    Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
    “Do’a seorang muslim untuk saudaranya ketika saudaranya tidak mengetahuinya adalah do’a yang mustajab (terkabulkan). Di sisinya ada malaikat yang bertugas (mengaminkan do'anya untuk saudaranya). Setiap kali dia mendo'akan kebaikan untuk saudaranya, malaikat tersebut berkata : Amin, dan engkau akan mendapatkan yang sama dengannya.” [HR. Muslim no. 2733].


    Karenanya, mohon do'akan agar mereka yang terlibat dalam website ini beserta keluarga besarnya, Allah jadikan panjang umur dan bertakwa, diampuni segala dosa, sehat-bahagia hingga akhir usia serta dimudahkan menuju SURGA-Nya. Dengan mendo'akan kami, InsyaaAllah Anda akan mendapat kebaikan yang sama.

    Ia, dan RidhoNya

    Author: Haitsam al-Mu'adzi Genre: »
    Rating


    Melewati suasana pagi di area pasar tradisional di kota besarpun ternyata tak ubahnya seperti di pasar-pasar tradisional di daerah pada umumnya. Puluhan pedagang tumpah ruah ke hampir seluruh pinggiran jalan di sekitarnya. Mereka berlomba mengais rezeki untuk dapat menyempurnakan ikhtiar dalam menyambung hidupnya.

    Puluhan mata lelah masih tetap terjaga setelah jauh-jauh waktu semenjak dari sebelum shubuh tadi mereka sudah berada di sana. Puluhan tubuh-tubuh layu masih berdiri bagaikan pagar yang membentuk barisan untuk bersiap menyambut datangnya para pembeli. Bahkan puluhan bibir-bibir kaku yang seharusnya tengah berada di antara hangatnya minuman-minuman pelepas dinginnya suasana, kini ternyata malah berlomba berteriak memanggil datangnya mereka untuk hanya sekedar menjajakkan barang-barang dagangannya.

    Apapun itu, rasa lelah dan letih dari mereka telah mengantarkan pada satu jalan hidup. Yang akan menghiasi perjalanan panjang dalam menuju kehidupan yang lebih layak nanti di ahirat sana.

    Namun, selalu saja ada yang mengusik keberadaan mereka. Ketika mereka mencoba untuk menikmati semuanya, ada orang yang seakan bertingkah layaknya para penguasa yang memiliki segalanya. Ia datang dan menggeretak para pedagang untuk hanya meminta uang dari mereka. Para preman yang seharusnya memang tak ada hak darinya. Wajah bengisnya seolah tak pernah memahami bagaimana rezeki itu didapat dengan susah payah. Setelah seuntai perjalanan mengiring mereka pada satu cerita berlatarkan dinginnya suasana.

    Sayang memang. Ternyata sampai hari inipun masih banyak orang yang belum dan bahkan tidak pernah mau mencoba memahami makna akan perjuangan hidup orang lain.

    Namun ada satu hal yang menarik bagiku saat itu. Mereka para pedagang meskipun dengan ketidakikhlasan mereka, akhirnya merekapun memberikan apa yang diminta oleh para preman tersebut. Satu kata yang patut digaris bawahi di sini adalah, "ketidakikhlasan."

    Aku memutar balik semuanya. Andaikan kita sebagai seorang ummat manusia yang juga kadang berlaku tak jauh dari mereka para preman itu. Meminta pada Ia sang khalik untuk senatiasa memberikan segalanya kebutuhan kita, tanpa meminta ridha Alloh atas segalanya, tentunya tak ada satupun kuasa yang sulit untuk Ia mengabulkan segalanya. Memberikan apapun yang kita minta, memberikan apapun yang kita butuhkan, tanpa sedikitpun memberikan keridhaan atas apa yang dianugerahkannya pada kita. Na'udzubillah...

    Pantaslah ketika para ulama berujar bahwa seorang hamba semestinya mendahulukan memohon ridha Alloh atas segala kebutuhannya. Bukan mendahulukan memohon segala apa kebutuhannya. Apalagi sampai lupa bahkan melupakan untuk meminta diberikan ridha atas segalanya. Karena apapun bentuknya segala apa yang diberikan Alloh pada kita, jika tidak disertai dengan ridha Alloh atasnya, bagaikan satu tubuh yang hidup namun hanya lunglai berdiri tanpa nyawa padanya, tak ada sedikitpun barokah didalamnya.

    Ada rasa malu yang menyeruak dalam dada ini. Bagaimana tidak?, bukankah sederet barisan panjang permohonan dan permintaan kita pada Alloh seakan senantiasa menguntai, menghiasi setiap hari dalam kehidupan kita? Bukankah berjuta keinginan dan kebutuhan kita senantiasa kita tuangkan dalam ratusan bahkan ribuan paksaan untuk disegerakan atas pengabulan dari-Nya? Namun sayangnya ternyata terlalu sering kita tergesa dalam memohon segalanya. Memohonkan tanpa satu kata untuk memohon juga ridha atas segala apa yang kita mohon dari-Nya.

    Memang Alloh memerintahkan kepada kita untuk senantiasa berdo'a padanya, memohon atas segala kebutuhannya.

    "Ud’uuni astajib lakum"
    Berdo’alah kepada-Ku niscaya akan Ku perkenankan bagimu.

    Namun, pantaskah jika kita meminta dengan tanpa memohonkan pula segala ridha atas kehendaknya? Pantaskah kita memohonkan tanpa disertai meminta ridha atas perkenannya?

    Ya Rabb...
    Kiranya kami seharusnya semakin mengerti, mungkin jika sampai saat ini, sampai hari ini, masih banyak pinta kami yang belum Engkau perkenankan bagi kami. Maka mungkin Engkau sedang mempersiapkannya untuk kami agar segalanya disertai dengan keridhaan-Mu. Bukan anugerah yang engkau kabulkan tanpa sedikitpun kasih sayang rasa tulus dalam pemberian-Nya. Sehingga apapun anugerahnya, akan senantiasa menambah keberkahan dalam hidup kami para hamba-Mu...

    Wallahu'alam bish shawab.

    Leave a Reply

    barangsiapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhir maka, hendaklah ia berkata baik atau diam

    Followers