bismillahirrohmanirrohim
Ketika membahas skema umum
pemisahan kation ke dalam golongan-golongan, telah disinggung bahwa ion-ion
tertentu mungkin mengganggu pada pemisahan dan identifikasi kation-kation
golongan III sampai V. Sebelum pengendapan kation-kation golongan III A, terlebih
dahulu harus dihilangkan ion-ion pengganggunya. Ion-ion ini adalah fosfat,
silikat, borat, fluorida, dan anion-anion asam-asam organik.
Jika ion-ion pengganggu ini
larut dalam larutan, bergabung dengan berbagai logam membentuk ion-ion kompleks
yang stabil, hal ini dapat mengakibatkan logam-logam ini gagal untuk mengendap
dengan reagensia golongan yang biasa. Dalam golongan ini termasuk asam-asam
organik, seperti asam oksalat, sitrat, dan tartarat, dan juga senyawa-senyawa
hidroksi, seperti gula dan pati. Dengan adanya zat-zat itu, besi, kromium, dan
aluminium diendapkan tak sempurna atau tak diendapkan sama sekali oleh ammonium
klorida dan larutan ammonia.
Sedangkan jika ion-ion
pengganggu ini membentuk senyawa yang tak larut dengan beberapa logam dari
golongan yang lebih belakangan dari pada golongan logam yang hendak diendapkan.
Maka jelaslah, bahwa pada kondisi-kondisi yang menghasilkan pengendapan
logam-logam golongan III A, logam-logam golongan yang berikutnya akan juga
diendapkan, sehingga terbentuk endapan yang tak larut atau sangat sedikit larut
dengan adanya ammonium klorida dan ammonia.
Selanjutnya borat, fluorida,
fosfat, oksalat, tartrat dan sitrat dari logam-logam golongan IIIA, IIIB, IV
dan dari magnesium, tak larut dalam larutan basa, tetapi larut dalam larutan
asam. Jelaslah, bahwa dengan adanya asam-asam ini, logam-logam golongan IIIA
tak dapat dipisahkan dari logam golongan-golongan sisanya pada penambahan
reagensia agolongan yang biasa, yaitu NH4Cl dan larutan NH3,
maka skema dari analisis sitematik harus diubah bila salah satu atau semua
anion-anion ini terdapat, sebelum memulai dengan pengendapan golongan IIIA.
Adanya beberapa anion ini
tentu dapat ditunjukkan pada uji-uji pendahuluan. Asam-asam organik terungkap
pada uji-uji kering, dan terutama dengan aksi oleh asam sulfat pekat. Mengingat
oksalat sangat umum terdapat, dan penunjukkan terhadapnya pada uji-uji
pendahuluan agak kurang memastikan, dianjurkan agar ion ini diuji dalam
sebagian filtrat golongan II, dari larutan mana semua hidrogen sulfida telah
diusir terlebih dulu dengan mendidihkan. Selain oksalat, fosfat juga dianjurkan
diuji pada filtrat golongan II, karena adanya fosfat selalu diuji dalam filtrat
golongan II dari mana semua H2S telah diusir.
Cara untuk menghilangkan ion-ion
pengganggu:
Oksalat. Untuk penghilangan anion asam-asam organik, oksalat, yaitu dengan cara
filtrat golongan II diuapkan sampai kering, pada mana dibebaskan sedikit karbon
dan asam-asam organik terurai. Dengan penguapan yang berulang-ulang dengan HNO3
pekat, residu yang hitam itu dioksidasikan dengan sempurna. Residu tak boleh
dipanaskan terlalu keras, karena dapat membuat Fe2O3, Cr2O3,
dan Al2O3 menjadi sangat sedikit sekali larut dalam HCl.
Fosfat. Ada beberapa metode untuk menghilangkan ion fosfat, dua metode akan
diuraikan disini, yaitu:
1. Metode
zirkonium nitrat
Metode ini adalah metode yang
paling mudah diantara 2 metode lainnya. Jika dikerjakan dengan tepat, semua ion
fosfat akan hilang secara kuantitatif dan cepat sebagai zirkonium fosfat yang
sangat tidak larut.
Residu
|
Filtrat
|
Zirkonium fosfat
Buang
|
Uji
apakah semua fosfat sudah diendapkan dengan menambahkan setetes reagensia
zirkonium(IV) nitrat. Tambahkan kira-kira 0,5 g NH4Cl padat.
Panaskan sampai mendidih, tambahkan larutan NH3 encer sedikit
berlebihan (yakni, sampai bau NH3 permanen dalam larutan yang mendidih),
didihkan selama 2-3 menit dan saring
Residu
|
Filtrat
|
Selidiki
terhadap golongan IIIA. Kelebihan Zr akan ditemukan dalam residu setelah
diolah dengan larutan H2O2 dan larutan NaOH (atau
dengan natrium peroksoborat, NaBO3.4H2O dan mendidihkan), dan
akan menyertai Fe(OH)3, jika Fe ada.
|
Selidiki terhadap golongan IIIB, IV, dan V
sebagaimana diuraikan oleh kelompok-kelompok setelah ini
|
|
2. Metode besi
(III)-asetat
Metode ini telah dipakai
dengan sangat ekstensif dimasa lampau. Metode ini dapat dipakai jika zirkonium
nitrat tak tersedia di laboratorium.
Residu
|
Filtrat
|
Mungkin mengandung fosfat
(dan mungkin asetat-basa) dari Fe, Al, dan Cr, dan juga Fe (OH)3
Golongan IIIA ada
Bilas endapan ke sebuah
cawan porselen dengan memakai 10 ml air dingin, tambahkan 1-1,5 g natrium
peroksoborat, NaBO3.4H2O (atau tambahkan 5 ml larutan NaOH, diikuti oleh 5 ml
larutan H2O2 3%), dan didihkan perlahan-lahan samapi pelepasan O2 berhenti
(2-3 menit). Saring dan cuci dengan sedikit air panas
Residu
|
Filtrat
|
FePO4-
Fe(OH)3
Buang
|
Mungkin mengandung [Al(OH)4]-
dan CrO42-
Selidiki
terhadap Al dan Cr seperti yang diuraikan pada pemisahan golongan
|
|
Didihkan dalam cawan
penguapan sampai volume berkurang menjadi 20-25 ml. tambahkan 0,5 g NH4Cl
lalu larutan NH3 encer dengan sedikit berlebih. Saring, jika perlu
Residu
|
Filtrat
|
Selidiki
terhadap Al dan Cr, jika terhadap ion-ion ini belum diuji sebelumnya
Umumnya, tak akan
diperoleh endapan disini
|
Selidiki terhadap golongan IIIB, IV, dan terhadap
Mg sebagaimana diuraikan oleh kelompok-kelompok setelah ini
|
|