bismillahirrohmanirrohim
Bagi seorang muslim sejati kepada Allah berdakwah di jalan Allah merupakan suatu kewajiban syar'i. Dengan dakwah eksistensinya sebagai seorang khalifah di muka bumi semakin tertanam kuat. Dan sebaliknya, tanpa akfititas dakwah itu keberimanannya justru akan tidak ada gunanya. Bagai pohon tanpa buah. Tidak memiliki manfaat sedikit apapun untuk manusia.
Kita tahu bahwa memang berdakwah mengajak di jalan Allah bukanlah pekerjaan yang mudah, ringan dan tanpa cobaan. Malah dengan melakukannya itu Allah hendak menguji ketahanan imannya. Apakah imannya benar bak berlian bercahaya ataukah hanya imitasi palsu?!
Agar kita selalu yakin dan mantap melangkah menghalau rintangannya, maka yang harus dilakukan pertama kali adalah:
1. Menjalin hubungan yang kuat dengan Allah swt. Karena Allah-lah pemilik dakwah ini. Ketika seorang muslim menyadari arti dakwah, memahami dan menjalankannya maka ia harus yakin seyakin yakinnya bahwa Allah akan menjaganya dari segala macam rintangan dakwah. Sedari awal Allah juga menegaskan bahwa siapa saja yang terlibat dalam momentum dakwah, maka Allah tidak akan terlepas mengawasinya dan intervensi pada setiap nafas dakwahnya.
2. Mempererat hubungan dengan sesama aktifis.
Beginilah yang dahulu pernah dilakukan oleh nabiyallah Musa alaihissalam. Musa berdoa kepada Allah agar diperkuat langkah-langkah dakwahnya dengan kehadiran nabi Harun alaihissalam.
Di sini kisah Musa menerangkan bahwa amal jamai demikian vital bagi kelangsungan dakwah. Karena dakwah mengajak manusia kepada Allah secara total maka hubungan dengan sesama aktifis mutlak diperlukan. Hal yang perlu dipahami adalah aktifitas juga manusia. Ia memiliki kelebihan dan kekurangan seperti halnya diri kita. Pasti ada saja kekhilafan yang dilakukan. Entah disengaja ataupun tidak. Selama ia masih berada bersama kita di jalan Allah dan konsisten dengan rambu-rambu dakwah Insya Allah kebersamaan selalu bersama dakwah. Karena sekeruh-keruhnya jalan mulia ini masih lebih baik daripada beramal seorang diri tanpa ada gangguan dan kesulitan. Karena memang Allah suka kepada manusia yang berkelompok menegakkan din-Nya secara kompak dan penuh persaudaraan.
Dalam shahih muslim disebutkan: "Barangsiapa yang mencari teman tanpa cacat maka ia akan hidup seorang diri tanpa teman."
3. Jelasnya manhaj.
Manhaj atau konsep dakwah juga sangat menentukan keberhasilan dakwah ini. Imam Ali radiyalallahu anhu pernah mengatakan:
"Al-Haq yang tidak terorganisir akan dilumat habis oleh kebatilan yang terorganisir."
Jelas saja, karena dakwah merupakan megaproyek Allah di muka bumi Allah ini, maka ia harus berpijak pada konsep dan pandangan yang jelas, terarah dan tertata rapi. Tanpa manhaj itu mungkin dakwah tidak akan berumur panjang. Malah sebaliknya pintu kehancurannya akan dekat dengan kejahatan yang terorganisir dan dalam jumlah yang banyak.
4. Kesolidan kader-kadernya.
Para sahabat nabi dahulu adalah potret soliditas terhadap penerapan dakwah Rasulullah saw. Selain kepada Allah, para sahabat berada pada garda terdepan setiap kemenangan dakwah nabi SAW. Dan nabi sendiri tidak menyepelekan sisi ini. Beliau bina dan kader kematangan para sahabatnya. Sehingga tingkatan sahabat berada pada tahapan yang beragam dengan segala spesialisasinya. Dengannya dakwah Allah menangkan dan terus berlangsung menjangkau usia sejarah ini.
5. Mengenal sunnatud dakwah (keniscayaan-keniscayaan dakwah)
Cobaan, fitnah, ujian dan rintangan adalah kalimat yang harus akrab dalam benak para aktifis dakwah. Setiap detik ia harus mengingat makna-maknanya. Sebagaimana nafas, gerak, pikir, aliran darah, langkah dan tidurnya akrab dengan nuansa dakwah.
Dakwah dan cobaan tak ubahnya seperti dua sisi mata uang. Tidak mungkin yang satunya dipisahkan dari yang lainnya. Yang harus dipahami dan diwaspadai adalah rintangan dan cobaan dakwah itu. Ia akan muncul dengan beragam bentuk dan ragam. Bisa timbul dari eksternal atau internal. Dan cobaan atau fitnah dari internal bisa jadi lebih banyak dan tersembunyi daripada fitnah eksternal.
Kekuatan eksternal bisa disingkirkan dengan mudah. Tapi fitnah internal terlalu sulit dihempaskan tanpa ada kekuatan ukhuwwah dan soliditas di antara aktifis-aktifisnya. Dan ini adalah bagian dari sunnatullah yang harus selalu diwaspadai sepanjang nafas dakwah itu.
Dan patut diketahui bahwa benalu itu lebih tajam menusuk daripada duri. Bak musuh dalam selimut. Ia bisa menikam di dalam tubuh kapan saja kalau kita lengah.
Di manapun dan kapanpun Allah akan munculkan ujian di dalam rumah dakwah ini. Entah itu dari dalam barisan ataupun dari luar barisan. Dan yang harus diwaspadai adalah benalu yang ada di dalam barisan ini, keberadaannya akan menggerogoti soliditas harokah itu. Dan situlah letak musuh melirik kekuatan dakwah dan para pejuang-pejuangnya.
Insya Allah, selama kita tetap istiqomah menganut dakwah yang jelas manhaj dan visinya maka intervensi Allah bersama kita dan akan menyaring siapa di antara para aktifisnya yang benar-benar ikhlas beramal dan berjuang untuk agama-Nya.
Wallahu a'lam.
